Dengankata lain tidak ada satupun mata pelajaran yang superior atau mengaku lebih baik dan lebih penting dari mata pelajaran lainnya. Dari empat bidang seni budaya yang ditugaskan kepada guru untuk diampu, artinya terdapat empat jenis kompetensi dasar yang mesti tercapai ditiap level kelas. Masing-masing aspek kompetensi dasar mempunyai

Pedagogik merupakan salah satu kompetensi yang harus dimiliki guru dan dosen sebagai modal utama dalam menjalankan profesinya. Mudahnya, konsep dasar pedagogi atau pedagogic terkadang disebut pedagogika pula merupakan pengetahuan dan kemampuan untuk mendidik dan menyelenggarakan pembelajaran. Lalu apa dan seperti apa pedagogik sebagai ilmu pengetahuan dan sebagai kompetensi yang harus dimiliki oleh pendidik? Berikut adalah pemaparannya. Definisi pedagogik telah tertuang dalam undang-undang tahun 2005 tentang guru dan dosen yang mengemukakan bahwa kompetensi pedagogik adalah “kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik”. Secara yuridis definisi pedagogi tampaklah cukup jelas dan singkat. Namun, mengelola pembelajaran itu sangatlah kompleks dan tidak mengenai kegiatan pengajaran dan belajar semata. Menurut Payong 2011, hlm. 28-20 pedagogi berarti segala usaha yang dilakukan oleh pendidik untuk membimbing anak muda menjadi manusia yang dewasa dan matang. Di sini tampak jelas bahwa ternyata pedagogik justru lebih mengutamakan pembimbingan karakter anak untuk menjadi lebih dewasa. Etimologi Pedagogik Lalu sebetulnya apa itu pedagogik? Istilah pedagogik bahasa Inggris pedagogy berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani kuno, yaitu paedos yang berarti “anak” dan agogos yang berarti “mengantar”, “membimbing” atau “memimpin”. Dari dua kata tersebut terbentuk beberapa istilah yang masing-masing memiliki arti tertentu. Istilah-istilah yang dimaksud yakni paedagogos, pedagogos paedagoog atau pedagogue, paedagogia, pedagogi paedagogie, dan paedagogik yang berarti membimbing anak-anak. Pedagogik juga dapat digunakan secara spesifik untuk target anak atau yang lebih muda dari pendidik. Karena terdapat pendekatan lain yakni andragogik sebagai pendekatan pendidikan terhadap sejawat atau bahkan yang lebih berumur dari pendidiknya sendiri. Pedagogik Sebagai Ilmu Pengetahuan Menurut Langeveld dalam Kurniasih, 2017, hlm. 8 pendidikan dalam arti yang hakiki ialah proses pemberian bimbingan dan bantuan rohani kepada orang yang belum dewasa dan mendidik adalah tindakan dengan sengaja untuk mencapai tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan sendiri berarti memberikan perubahan transformative agar peserta didik dapat memaksimalkan potensi diri baik secara kognitif maupun karakter. Di sinilah titik di mana pengelolaan pendidikan menjadi hal yang tidak sesederhana itu. Sehingga kompetensi pedagogi tidak hanya melibatkan keprofesionalan guru dalam menyelenggarakan kegiatan pendidikan saja. Akan tetapi, seorang guru harus ikut terlibat pula dalam pembangunan mental, karakter, dan perilaku dari peserta didik itu sendiri. Seperti yang diungkapkan Sadulloh 2018, hlm. 1-2 bahwa pedagogik adalah ilmu yang mempelajari masalah membimbing anak ke arah tujuan tertentu agar mampu mandiri untuk menyelesaikan masalah dalam hidupnya atau dalam kata lain mengembangkan kepribadiannya sebagai salah satu tugas besar guru selain menyampaikan dan mentransformasikan pengetahuan dalam pembelajaran. Sehingga dapat diartikan bahwa membimbing anak didik layaknya seperti orangtuanya sendiri merupakan salah satu kemampuan yang dibutuhkan oleh seorang guru. Membimbing dan mendidik di sini bukan berarti guru harus menggurui anak didiknya. Justru pendekatan pembelajaran sekarang lebih menengahkan murid sebagai pusat utama dalam pembelajaran, termasuk dalam ranah pedagogis. Artinya, kini guru membiarkan anaknya untuk mengkesplorasi sesuatu, namun tetap menjaga, memperhatikan, dan membimbingnya dari belakang. Selain itu, pendekatan pedagogi hari ini lebih fokus terhadap bagaimana cara untuk menyampaikan berbagai bimbingan tersebut lewat berbagai aktivitas yang lebih efektif dan efisien dibandingkan dengan hanya sekedar ceramah atau menasihati. Hal ini karena dalam masalah kepribadian yang menyangkut perilaku, omongan semata terkadang tidak akan cukup. Apalagi jika anak didik telah memiliki keterbatasan sendiri di rumahnya; tidak semua anak memiliki keluarga yang ideal. Dapat disimpulkan bahwa pedagogik adalah segala usaha yang dilakukan oleh pendidik untuk membimbing peserta didik yang lebih muda untuk memaksimalkan potensi diri baik secara kognitif atau kemampuan nalar dan ilmu pengetahuan, maupun dari sisi karakter agar menjadi pribadi yang lebih baik. Usaha tersebut termasuk pengelolaan pembelajaran, bahasa atau cara menyampaikan materi supaya mudah dipahami dan diserap oleh peserta didik, penguasaan kelas, dsb. Kompetensi Pedagogik Menurut Wahyudi 2012, hlm. 22 kompetensi pedagogik adalah kemampuan seorang guru dalam mengelola proses pembelajaran peserta didik. Pengelolaan proses pembelajaran tentunya mencakup pelaksanaan, evaluasi, serta pengembangan karakter peserta didik. Pengertian di atas senada dengan pendapat Situmorang dan Winarno 2008, hlm. 23 yang menyatakan bahwa secara substantif, kompetensi pedagogik mencakup kemampuan pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, serta pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Lalu apa saja kemampuan atau kompetensi pedagogik yang harus dimiliki oleh seorang tenaga pendidik? Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 Pasal 3 Ayat 4 dalam Aqib 2009, hlm. 60 kompetensi pedagogik sebagaimana dimaksud pada ayat 2 merupakan kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran peserta didik yang sekurang-kurangnya meliputi pemahaman wawasan atau landasan kependidikan, pemahaman terhadap peserta didik, pengembangan kurikulum atau silabus, perancangan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis, pemanfaatan teknologi pembelajaran, evaluasi hasil belajar, pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. 10 Kompetensi Pedagogik Guru Sementara itu, 10 kompetensi pedagogik guru yang harus dikuasai dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 tahun 2007 akan dipaparkan melalui tabel di bawah ini. No. Kompetensi Inti Guru Indikator 1. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural, emosional, dan intelektual. Memahami karakteristik peserta didik yang berkaitan dengan aspek fisik, intelektual, sosial-emosional, moral, spiritual, dan latar belakang sosial- budaya. Mengidentifikasi potensi peserta didik dalam mata pelajaran yang diampu. Mengidentifikasi bekal-ajar awal peserta didik dalam mata pelajaran yang diampu. Mengidentifikasi kesulitan belajar peserta didik dalam mata pelajaran yang diampu. 2. Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik. Memahami berbagai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik terkait dengan mata pelajaran yang diampu. Menerapkan berbagai pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang mendidik secara kreatif dalam mata pelajaran yang diampu. 3. Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran yang diampu. Memahami prinsip-prinsip pengembangan kurikulum. Menentukan tujuan pembelajaran yang diampu. Menentukan pengalaman belajar yang sesuai untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diampu. Memilih materi pembelajaran yang diampu yang terkait dengan pengalaman belajar dan tujuan pembelajaran. Menata materi pembelajaran secara benar sesuai dengan pendekatan yang dipilih dan karakteristik peserta didik. Mengembangkan indikator dan instrumen penilaian. 4. Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik. Memahami prinsip-prinsip perancangan pembelajaran yang mendidik. Mengembangkan komponen-komponen ran-cangan pembelajaran. Menyusun rancangan pembelajaran yang lengkap, baik untuk kegiatan di dalam kelas, laboratorium, maupun lapangan. Melaksanakan pembelajaran yang mendidik di kelas, di laboratorium, dan di lapangan dengan memperhatikan standar keamanan yang dipersyaratkan. Menggunakan media pembelajaran dan sumber belajar yang relevan dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran yang diampu untuk mencapai tujuan pembelajaran secara utuh. Mengambil keputusan transaksional dalam pembelajaran yang diampu sesuai dengan situasi yang berkembang. 5. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran yang diampu. 6. Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki. Menyediakan berbagai kegiatan pembelajaran untuk mendorong peserta didik mencapai prestasi secara optimal. Menyediakan berbagai kegiatan pembelajaran untuk mengaktualisasikan potensi peserta didik, termasuk kreativitasnya. 7. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik. Memahami berbagai strategi berkomunikasi yang efektif, empatik, dan santun, secara lisan, tulisan, dan/atau bentuk lain. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik dengan bahasa yang khas dalam interaksi kegiatan/permainan yang mendidik yang terbangun secara siklikal dari a penyiapan kondisi psikologis peserta didik untuk ambil bagian dalam permainan melalui bujukan dan contoh, b ajakan kepada peserta didik untuk ambil bagian, c respons peserta didik terhadap ajakan guru, dan d reaksi guru terhadap respons peserta didik, dan seterusnya. 8. Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar. Memahami prinsip-prinsip penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar sesuai dengan karakteristik mata pelajaran yang diampu. Menentukan aspek-aspek proses dan hasil belajar yang penting untuk dinilai dan dievaluasi sesuai dengan karakteristik mata pelajaran yang diampu. Menentukan prosedur penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar Mengembangkan instrumen penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar. Mengadministrasikan penilaian proses dan hasil belajar secara berkesinambungan dengan mengunakan berbagai instrumen. Menganalisis hasil penilaian proses dan hasil belajar untuk berbagai tujuan. Melakukan evaluasi proses dan hasil belajar. 9. Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran. Menggunakan informasi hasil penilaian dan evaluasi untuk menentukan ketuntasan belajar Menggunakan informasi hasil penilaian dan evaluasi untuk merancang program remedial dan pengayaan. Mengkomunikasikan hasil penilaian dan evaluasi kepada pemangku kepentingan. Memanfaatkan informasi hasil penilaian dan evaluasi pembelajaran untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. 10. Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran. Melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan. Memanfaatkan hasil refleksi untuk perbaikan dan pengembangan pembelajaran dalam mata pelajaran yang diampu. Melakukan penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dalam mata pelajaran yang diampu. Fungsi pedagogi Sebagai ilmu dan kompetensi yang fokus terhadap pendidikan dan keguruan, tentunya pedagogik memiliki tujuan-tujuan tertentu yang berkaitan erat dengan pendidikan. Adapun fungsi pedagogik menurut Kurniasih 2017, hlm. 20 adalah sebagai berikut. Untuk memahami fenomena pendidikan situasi pendidikan secara sistematis. Memberikan petunjuk tentang apa yang seharusnya dilaksanakan oleh pendidik . Menghindari terjadinya kesalahan-kesalahan dalam praktik mendidik anak, yaitu kesalahan konseptual, teknis dan kekeliruan yang bersumber dari kepribadian pendidik. Mengenal diri sendiri dan melakukan koreksi. Dari penjelasan di atas pedagogik berfungsi untuk melakukan langkah-langkah yang bertujuan meningkatkan pedagogik. Manfaat Pedagogik Berbagai hasil atau kegunaan yang dapat diraih melalui pedagogik tentunya berkaitan erat dengan tujuan pendidikan. Menurut Kurniasih 2017, hlm. 20 manfaat pedagogik adalah sebagai berikut. Manusiakan manusia, menjadikan seorang dewasa demi kebahagiaan dalam menjalani kehidupan. Agar anak atau peserta didik di kemudian hari mampu memahami dan menjalani kehidupan dan kelak dapat menghidupi diri mereka sendiri, dapat hidup secara bermakna dan dapat turut memuliakan kehidupan. Membantu peserta didik mempertanyakan dan menantang dominasi serta keyakinan dan praktek-praktek yang mendominasi. Mengembangkan kepribadian siswa yang sehat. Tujuan pedagogik Untuk mendapatkan hasil positif sebagaimana diharapkan, perlu memperhatikan bahwa pedagogik mempunyai tujuan pula. Menurut Kurniasih 2017, hlm. 15 tujuan pedagogik adalah memanusiakan manusia, dan menjadikan seseorang menjadi dewasa untuk kebahagiaannya dalam menjalani kehidupan dimasa yang akan datang dan menjadikan seseorang menjalani hidup dengan bahagia. Dengan kata lain, tujuan pedagogik masih berbarengan dengan hakikat pendidikan sendiri sebagai pengubah yang diharapkan mampu membuat peserta didik mengembangkan potensi diri. Referensi Aqib, Z. 2009. Menjadi Guru Profesional Berstandar Nasional. Bandung Yrama Widya. Kurniasih. 2017. Kompetensi Pedagogik. Bandung Percikan Ilmu. Payong. 2011. Sertifikasi profesi guru. Jakarta Indeks. Sadulloh, U. 2014. Pedagogic. Yogyakarta Rajawali. Situmorang, dan Winarno. 2008. Pendidikan Profesi dan Sertifikasi Pendidik. Klaten Macanan Jaya Cemerlang. Wahyudi, Imam. 2012. Panduan Lengkap Uji Sertifikasi Guru. Jakarta PT Prestasi.

Exceldalam membuat jadwal mengajar dengan formatting cells warna merah saya gunakan sebagai indicator untuk kondisi jadwal rangkap artinya satu mata pelajaran yang diampu oleh seorang guru terdapat di beberapa ruang kelas yang berbeda pada saat yang bersamaan. Cara membuat jadwal pelajaran dengan ms. Tentunya aplikasi jadwal pelajaran

Penulisan Kreatif Manajemen Bahasa Mengingat bahasa adalah seni berkomunikasi, maka berbahasa juga merupakan ilmu yang mesti dipahami kaum profesional untuk meraih dan menumbuhkan “kepercayaan pembaca”Manajemen Bahasa, WahyuWibowo, Gramedia2001. Berikut materi kuliah Penulisan Kreatif… silakan unduh di sini {MK Penulisan Kreatif} Filsafat Bahasa Mahasiswa dapat memahami konsep umum mengenai Filsafat Bahasa, sehingga mampu menjelaskan pengertian, ruang lingkup, dan orientasi Filsafat Bahasa. Berikut materi kuliah Filsafat Bahasa… silakan unduh di sini {Filsafat Bahasa} Dasar-dasar Filsafat —Mahasiswa dapat memahami a eksistensi manusia sebagai makhluk berpikir; b makna filsafat dalam kehidupan dewasa ini; c aliran-aliran Filsafat Ilmu; dan d hubungan nilai-nilai filsafat dengan ilmu pengetahuan. Berikut materi kuliah Filsafat Bahasa… silakan unduh di sini {Dasar-dasar Filsafat}
TahunTerbit : 2007. ISBN : . Jumlah Halaman : 209. Hasil analisis buku ajar yang berjudul Panduan Belajar Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMA/ MA Kelas XI adalah sebagai berikut : 1. Ditulis dengan menggunakan kaidah ilmiah, isi dan gaya bahasa sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan kelompok sasaran. nurul jubaedah Eduaksi Tuesday, 14 Jun 2022, 1429 WIB Kurikulum Merdeka Cara Memahami Capaian Pembelajaran CP Oleh Nurul Jubaedah, Guru SKI di MTsN 2 Garut Kompetensi Inti/Kompetensi Dasar KI/KD dalam istilah kurikulum 2013 kini berubah menjadi istilah Capaian Pembelajaran CP dalam Kurikulum Merdeka. Capaian Pembelajaran CP jauh lebih simpel dibandingkan dengan KI/KD. Sasaran dari Capaian Pembelajaran CP berpusat pada peserta didik bukan mengejar ketuntasan materi belajar. Jika capaian Pembelajaran CP telah selesai pun bisa tetap explore untuk lebih menelaah secara detail apa yang harus dikuasai oleh peserta didik. Capaian Pembelajaran CP merupakan kompetensi pembelajaran yang harus dicapai peserta didik pada setiap fase, mulai dari Fase Pondasi dari PAUD. Untuk pendidikan dasar dan menengah Capaian Pembelajaran CP disusun untuk setiap mata pelajaran. Lihat Keputusan Menteri Republik Indonesia no 56/M/2022 tentang Pedoman Penerapan Kurikulum dalam rangka pemulihan pembelajaran. Pemerintah hanya menetapkan tujuan akhir atau target per Fase Capaian Pembelajaran CP dan waktu tempuhnya. Satuan Pendidikan memiliki kekuasaan untuk menentukan strategi dan cara untuk mencapainya agar bisa menentukan strategi yang sesuai, kita perlu tahu titik keberangkatan peserta didik. Dimanakah kita bisa mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai Capaian Pembelajaran?. Silahkan searching di alamat Menurut Dikti capaian pembelajaran adalah suatu ungkapan tujuan pendidikan, yang merupakan suatu pernyataan tentang apa yang diharapkan, diketahui, dipahami, dan dapat dikerjakan oleh peserta didik setelah menyelesaikan suatu periode. Komponen capaian pembelajaran terdiri dari 1. Rasional mata pelajaran 2. Tujuan mata pelajaran 3. Karakteristik mata pelajaran 4. Capaian Pembelajaran setiap fase. Rasional mata pelajaran memuat alasan pentingnya mempelajari mata pelajaran tersebut dan keterkaitan antara mata pelajaran dengan salah satu atau lebih Profil Pelajar Pancasila. Tujuan mata pelajaran adalah kemampuan atau kompetensi yang perlu dicapai peserta didik setelah mempelajari mata pelajaran tersebut. Karakteristik mata pelajaran merupakan deskripsi umum tentang apa yang dipelajari dalam mata pelajaran serta elemen-elemen strands atau domain mata pelajaran dan deskripsinya. Capaian pembelajaran setiap fase menjelaskan deskripsi yang mencakup pengetahuan, keterampilan, serta kompetensi umum. Selanjutnya diturunkan menjadi capaian pembelajaran menurut elemen yang dipetakan berdasarkan perkembangan peserta didik. Capaian Pembelajaran CP di Kurikulum Merdeka adalah rentang waktu yang dialokasikan untuk mencapai kompetensi yang ditargetkan. Sementara Kompetensi Inti/Kompetensi Dasar KI/KD ditetapkan per tahun, Capaian Pembelajaran CP CP dirancang berdasarkan fase-fase. Satu Fase memiliki rentang waktu yang berbeda-beda, antara lain sebagai berikut 1. Fase Pondasi PAUD, 2. Fase A SD kelas I-II 3. Fase B SD kelas III-IV 4. Fase C SD V-VI 5. Fase D SMP kelas VII-IX 6. Fase E SMA kelas X 7. Fase F SMA kelas XI-XII Fase E dan Fase F dipisahkan karena mulai kelas XI peserta didik akan menentukan mata pelajaran pilihan sesuai minat dan bakatnya, sehingga struktur kurikulumnya mulai berbeda sejak kelas XI. Melalui Fase, suatu target capaian kompetensi dicapai tidak harus dalam satu tahun tetapi beberapa tahun, kecuali di kelas X jenjang SMA/sederajat. Capaian Pembelajaran CP di Kurikulum Merdeka disusun melalui metode yang berbeda, di mana pemahaman, sikap atau disposisi terhadap pembelajaran dan pengembangan karakter, serta keterampilan yang terobservasi atau terukur ditulis sebagai suatu rangkaian. Kompetensi memiliki makna lebih dari sekadar perolehan pengetahuan dan keterampilan, tetapi juga mengolah dan menggunakan pengetahuan, keterampilan, sikap, serta nilai-nilai yang dipelajari untuk menghadapi situasi atau permasalahan yang kompleks. Struktur Capaian Pembelajaran CP disusun tidak berdasarkan domain-domain pemahaman, sikap/disposisi, dan keterampilan, melainkan berdasarkan pada kompetensi dan/atau konsep yang esensial dari setiap mata pelajaran. Capaian Pembelajaran CP di Kurikulum Merdeka dapat dieksplorasi oleh guru dengan menyesuaikan kebutuhan peserta didik, kearifan lokal serta situasi dan kondisi pada saat. Untuk implementasinya dibutuhkan masa adaptasi karena baik bagi guru maupun peserta didik memiliki tingkat kesiapan yang berbeda-beda. Refleksi Guru yang beradaptasi dari Kurikulum 2013 menuju Kurikulum Merdeka Belajar memerlukan tahap refleksi. Refleksi adalah cara meditatif untuk menyadari peristiwa masa lalu. Setiap rangkaian peristiwa sebagai pengalaman hidup dapat direfleksikan tergantung pada konteks dan peristiwa. Pengalaman manusia yang bijak akan menjadikannya sebagai "guru terbaik" bagi siapa pun untuk melakukannya. Sesuatu yang pertama kali terlihat sebagai gelap dan putus asa, melalui refleksi, seseorang guru mendapatkan solusi antara kekhawatiran, stres hidup dalam menghadapi perubahan kurikulum, kesedihan, kepercayaan diri dalam beradaptasi disambut dengan kegembiraan dan sukacita. Dalam refleksi, guru bisa memaknai hidup lebih objektif. Kebiasaan refleksi bagi guru sebagai pendidik dan peserta didik di ruang pendidikan harus dikembangkan dan dipraktikkan berulang kali setiap hari. Mencerminkan berbeda dengan menceritakan atau menceritakan kembali suatu peristiwa dari suatu pengalaman. Refleksi adalah pengalaman konkret yang dimodifikasi berdasarkan refleksi, kemudian hasil refleksi ditulis ulang dan selanjutnya dipahami sebagai pembelajaran dalam kehidupan. Dalam penelitian independen, pembelajaran yang bermakna membutuhkan interpretasi yang bijaksana tentang apa yang dipelajari peserta didik. Konsep pembelajaran bermakna sesuai dengan pemikiran Ki Hajar Dewantara. Menurut analisis Ki Hajar Dewantara, pendidikan berarti mampu membimbing seluruh kekuatan fitrah dalam diri peserta didik seperti manusia dan anggota masyarakat untuk mencapai keamanan dan mencapai kebahagiaan yang setinggi-tingginya. Pembelajaran yang bermakna karena kebiasaan berpikir peserta didik akan meningkatkan kualitas pembelajaran. Dasarnya adalah peserta didik di sekolah tidak hanya menerima bahan ajar tentang hasil belajar, tetapi juga memiliki kemampuan untuk menginterpretasikan apa yang telah dipelajari. Peserta didik reflektif mampu menyadari kehadirannya di sekolah, memahami tujuan pembelajaran bidang studi, dan memahami bagaimana atau strategi apa yang harus dipelajari. Peserta didik yang sadar akan jati dirinya akan berkembang secara optimal dari berbagai aspek pelatihan yang mereka terima selama bersekolah. Singkatnya, penulis menyimpulkan bahwa kebiasaan refleksi adalah hal yang penting dan mendesak untuk dilakukan tidak terbatas usia. Guru dan peserta didik di Kurikulum Merdeka harus dilatih untuk secara reflektif menafsirkan pelajaran yang mereka pelajari dan alami. Pembelajaran berupa bahan ajar dan pengalaman kegiatan peserta didik di ruang pelatihan hendaknya tercermin dalam kehidupan peserta didik sehari-hari. Kebiasaan refleksi akan meningkatkan kualitas belajar peserta didik untuk mencapai impian dan kebahagiaannya di masa depan. Peserta didik yang terbiasa berpikir merasa siap selama sekolah. Peserta didik akan belajar banyak selama sekolah dasar dan menengah. Alhasil, setelah lulus, mereka bisa menentukan apa yang terbaik untuk masa depan mereka. Daftar Pustaka Rahman, M. S., Nurhayati, N., & Luawo, D. W. M. 2021. Persepsi Guru Terhadap Kebeijakan Merdeka Belajar Tentang Penyederhaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP Di MTs Negeri 1 Manado. Journal of Islamic Education The Teacher of Civilization, 21. Siregar, N., Sahirah, R., & Harahap, A. A. 2020. Konsep Kampus Merdeka Belajar di Era Revolusi Industri Fitrah Journal of Islamic Education, 11, 141-157. Susanty, S. 2020. Inovasi pembelajaran daring dalam merdeka belajar. Jurnal Ilmiah Hospitality, 92, 157-166. Yamin, M., & Syahrir, S. 2020. Pembangunan pendidikan merdeka belajar telaah metode pembelajaran. Jurnal Ilmiah Mandala Education, 61. Biodata Nurul Jubaedah lahir di Garut, 19 Mei 1978. Mengajar di MTsN 2 Garut. Pendidikan D1 Akuntansi 1995, S1 PAI UNIGA 2001, S1 Bahasa Inggris STKIP Siliwangi Cimahi 2007, S2 PAI UIN SGD Bandung 2012. Prestasi Pembimbing KIR Membimbing 27 judul Karya Ilmiah Remaja kategori sosial budaya, menghantarkan peserta didik juara 1,2,3, dan harapan 1 kategori Sejarah, Geografi, dan Ekonomi tingkat Provinsi, juara harapan 1 dan 2 tingkat Nasional Juli 2019-September 2021, guru berprestasi tahap 1 di GTK Madrasah 2021, lolos tahap 3 AKMI KSKK Madrasah Februari 2022. Karya 1 buku solo, 20 buku antologi Januari-April 2022. Memiliki 540 konten pendidikan di canal youtube dan 80 artikel Oktober 2021-Juni 2022. Blog Instagram nj_78. Email [email protected]. Whatsapp 081322292789. caramemahamicapaianpembelajarandalamkurikulummerdeka Disclaimer Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku UU Pers, UU ITE, dan KUHP. Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel. Berita Terkait Terpopuler di Eduaksi
Bagibapak dan ibu guru yang mengajar mata pelajaran tersebut, tentu sangat membutuhkan soal dan kunci jawaban mata pelajaran yang diampu tersebut untuk evaluasi dan analisis butir soal. Sedangkan bagi pelajar biasanya untuk mengukur atau menghitung nilai yang didapatkan. Artinya : Dan hamba-hamba Tuhan Yang Maha Penyayang itu (ialah) orang
› Persoalan kekurangan guru dan kompetensi para tenaga pendidik tersebut masih terjadi di Indonesia. Untuk mengatasi masalah itu, perlu pemetaan dan penataan pengelolaan guru. OlehESTER LINCE NAPITUPULU 4 menit baca KOMPAS/BAHANA PATRIA GUPTA Guru honorer yang tergabung dalam FHK21 Surabaya melakukan aksi damai menolak Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 36 dan Nomor 37 Tahun 2018 di halaman Gedung DPRD Kota Surabaya, Selasa 18/9/2018. Para guru honorer yang bertahun-tahun mengabdi tersebut menuntut untuk tetap bisa diangkat menjadi aparatur sipil KOMPAS — Penataan guru di Indonesia masih perlu dibenahi agar para tenaga pendidik dapat mengajar mata pelajaran sesuai dengan kualifikasi pendidikan. Selain itu, penataan guru juga bertujuan untuk mengatasi persoalan kekurangan guru di sejumlah daerah di Sekretaris Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Kemendikbud Ristek Nunuk Suryani, tujuan awal seleksi guru berstatus pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja PPPK tahun ini yakni menata guru pengampu mata pelajaran linear dengan kualifikasi akademik atau sertifikat pendidikan yang dimiliki. ”Hal itu sekaligus untuk memenuhi kebutuhan guru. Seperti dikatakan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, kebutuhannya sekitar 1 juta guru,” kata Nunuk Suryani dalam acara Bincang Pendidikan tentang Perpanjangan Pendaftaran Calon Aparatur Sipil Negara CASN 2021, di Jakarta, Jumat 23/7/2021.Tujuan awal seleksi guru berstatus pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja PPPK tahun ini yakni menata guru pengampu mata Nunuk, adanya kebijakan Badan Kepegawaian Negara BKN tentang perpanjangan pendaftaran CASN yang dijadwalkan berakhir pada 21 Juli 2021, lalu diperpanjang hingga 26 Juli 2021, menjadi kesempatan bagi guru honorer dan lulusan perguruan tinggi untuk menjadi guru aparatur sipil negara. Meski ada kesempatan ikut hingga tiga kali tes, peserta sudah harus mendaftar secara daring maksimal pada 26 juga Pekerjaan Rumah Besar Tata Kelola GuruUntuk pemenuhan PPPK guru, kesempatan guru honorer yang sudah mengabdi lama akan diprioritaskan. Ada kesempatan bagi pendaftar PPPK guru untuk me-reset pendaftaran yang tadinya tidak tersedia sehingga terkunci dalam sistem. Pendaftaran PPPK untuk guru honorer diutamakan untuk kebutuhan guru mata pelajaran yang linear dengan kualifikasi pendidikan/sertifikat pendidikan di sekolahnya terdahulu, termasuk mengutamakan yang senior.”Soal linieritas pendidikan dan formasi guru yang dibuka ini sering menjadi pertanyaan masyarakat. Kemendikbud Ristek sudah mengeluarkan panduan soal ini. Di akhir tahun 2020 sudah dilakukan verifikasi dan validasi, tetapi baru 60 persen dan sampai saat ini masih diperpanjang,” contoh, guru dengan lulusan S-1 Sejarah tidak harus menjadi guru Sejarah. Dalam tabel kualifikasi pendidikan dan linier dengan mata pelajaran yang diampu, dia bisa menjadi guru menambahkan, sejak dimunculkan wacana PPPK untuk guru, Kemendikbud Ristek menyiapkan bahan bagi guru untuk belajar mandiri agar siap mengikuti seleksi. Para guru honorer yang sudah lama mengajar di berbagai sekolah diharapkan terseleksi menjadi guru ASN lewat pengangkatan PPPK seleksiSementara itu, Katmoko Ari Sambodo, Pelaksana Tugas Asisten Deputi Perencanaan dan Pengadaan Sumber Daya Manusia SDM Aparatur, Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, menjelaskan, peserta seleksi guru PPK bisa diikuti guru non-ASN yang aktif mengajar di sekolah negeri di bawah kewenangan pemerintah daerah dan terdaftar sebagai guru di data pokok pendidikan dapodik Kemendikbud Ristek. Selain itu, tenaga honorer kategori THK-II yang ada di database juga bisa berasal dari guru swasta yang aktif mengajar di sekolah swasta dan terdaftar sebagai guru di dapodik Kemendikbud Ristek. Selain itu, lulusan pendidikan profesi guru PPG yang belum menjadi guru serta terdaftar di database lulusan pendidikan profesi guru Kemendikbud kebijakan penambahan nilai pada nilai kompetensi teknis untuk pendaftar PPPK guru. Kriterianya yakni memiliki sertifikat guru linier dengan jabatan yang dilamar 100 persen, usia di atas 35 tahun 15 persen, penyandang disabilitas 10 persen, dan THK II 10 persen.Baca juga Guru Honorer Berharap Afirmasi yang Lebih Berkeadilan”Penambahan nilai hanya pada nilai kompetensi teknis. Lalu, ada tes manajerial, sosiakultural, dan wawancara berbasis komputer, serta harus lulus sesuai passing grade tingkat kelulusan,” jelas YULIANUS Guru memeriksa suhu tubuh siswa yang akan mengikuti pembelajaran tatap muka PTM di SD Negeri Pasar Lama 3, Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Senin 12/7/2021. Pada hari pertama tahun pelajaran 2021/2022, sekolah jenjang PAUD, SD, dan SMP di Banjarmasin yang berada di wilayah kelurahan zona hijau dan kuning diizinkan menyelenggarakan PTM terbatas dengan protokol Katmoko, meski PPPK guru diutamakan dari guru honorer, kualifikasi dan kompetensi harus sesuai. Kualitas sebagai guru profesional tetap Pembangunan dan Pengembangan Sistem Informasi Aparatur Sipil Negara, Badan Kepegawaian Negara, Heni Sri Wahyuni mengatakan, hingga 23 Juli pukul WIB, jumlah pendaftar PPPK guru yang mengisi formulir orang. Adapun jumlah pendaftar yang sudah mengirim submit sebanyak orang. Secara total, calon ASN guru dan non-guru yang sudah mendaftar sekitar 3,7 juta mengatakan, berdasarkan kebutuhan guru tahun 2021, seharusnya dibuka untuk sekitar 1 juta guru. Namun, daerah hanya mengusulkan sekitar guru. ”Jumlah formasi guru dari daerah terus turun, awalnya lalu dan terakhir sekitar kata Nunuk. Menguasaikompetensi inti dan kompetensi dasar mata pelajaranbidang pengembangan yang diampu. Contoh soal pelajaran mts. Berikut ini ada beberapa contoh soal yang mungkin saja keluar pada soal usbn tingkat smpmts. Pelaksanaan ujian nasional tahun 2020 ini sesuai amanat undang undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan Pengertian Capaian Pembelajaran Capaian Pembelajaran CP merupakan kompetensi pembelajaran yang harus dicapai murid pada setiap fase perkembangan, yang dimulai dari fase Fondasi pada PAUD. Capaian Pembelajaran mencakup sekumpulan kompetensi dan lingkup materi, yang disusun secara komprehensif dalam bentuk narasi. Capaian pembelajaran memuat sekumpulan kompetensi dan lingkup materi yang disusun secara komprehensif dalam bentuk narasi. Capaian Pembelajaran untuk pendidikan anak usia dini PAUD terdiri atas satu fase, yaitu fase Fondasi. Capaian Pembelajaran untuk pendidikan dasar dan menengah terdiri dari 6 fase A–F, atau tahapan yang meliputi seluruh jenjang pendidikan dasar dan menengah SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK, SDLB, SMPLB, SMALB, Paket A, Paket B, dan Paket C. Capaian Pembelajaran untuk pendidikan dasar dan menengah juga disusun untuk setiap mata pelajaran. Murid berkebutuhan khusus dengan hambatan intelektual dapat menggunakan CP pendidikan khusus. Sementara itu, murid berkebutuhan khusus tanpa hambatan intelektual dapat menggunakan CP umum dengan menerapkan prinsip modifikasi kurikulum.
Dimensikurikulum sebagai mata pelajaran sangat erat kaitannya dengan usaha untuk mendapatkan ijazah. Ijazah sendiri pada dasarnya menggambarkan kemampuan. Artinya, apabila seorang siswa telah mendapatkan ijazah berarti siswa tersebut dapat dikatakan telah menguasai mata pelajaran sesuai dengan kurikulum yang berlaku.
Mata pelajaran berasal dari kata dasar mata. Mata Pelajaran Pelajaran yang harus diajarkan dipelajari untuk sekolah dasar atau sekolah lanjutan. Kesimpulan Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI, arti mata pelajaran adalah pelajaran yang harus diajarkan dipelajari untuk sekolah dasar atau sekolah lanjutan.
Tenagapengajaran yang menangani dan membimbing siswa LES PRIVAT UJIAN MASUK CPNS adalah tenaga pengajar yang punya kemampuan bahasa Asing untuk komunikasi dan pengalaman banyak di bidang pengajaran dan bimbingan belajar. Keahlian yang dimiliki sesuai dengan ijazah atau pendidikan yang sejalan dengan bidang pengajaran atau mata
denganmata pelajaran yang diampu. Penyelenggaraan penilaian proses dan hasil belajar pada mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn), memiliki tidak memberikan informasi yang baru), artinya bahwa dengan menggunakan sumber data selanjutnya boleh dikatakan tidak lagi diperoleh tambahan informasi baru yang berarti.
Denganbegitu guru dapat mengetahui kekurangan-kekurangan tentang cara mengajar langsung dari siswa yang diampu, sehingga praktikan dapat masukan–masukan untuk dapat lebih baik lagi. Kurikulum ini menyajikan segala bahan pelajaran dalam berbagai macam mata pelajaran yang terpisah-pisah satu sama lain, seakan-akan ada batas pemisah antara .
  • grr9iiz32r.pages.dev/816
  • grr9iiz32r.pages.dev/521
  • grr9iiz32r.pages.dev/129
  • grr9iiz32r.pages.dev/924
  • grr9iiz32r.pages.dev/278
  • grr9iiz32r.pages.dev/158
  • grr9iiz32r.pages.dev/244
  • grr9iiz32r.pages.dev/418
  • grr9iiz32r.pages.dev/459
  • grr9iiz32r.pages.dev/977
  • grr9iiz32r.pages.dev/440
  • grr9iiz32r.pages.dev/839
  • grr9iiz32r.pages.dev/314
  • grr9iiz32r.pages.dev/384
  • grr9iiz32r.pages.dev/897
  • mata pelajaran yang diampu artinya